“Memaknai Peringatan Isra’ Miraj 1445 H dengan Bentengi Siswa-siswi SMK Negeri 6 Padang dari Pergaulan Bebas dan Perilaku Negatif“

Laporan : Yuhermita, S.S

 

SMK Negeri 6  Padang- Dalam Rangka memperingari Hari Besar Islam Warga SMK Negeri 6 Padang melaksanakan dengan hikmat di Mesjid Nurul Ikhlas Asrama Polisi Jati   pada hari Rabu tanggal 07/02/24.

 

Isra Mi’raj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah shalat lima waktu dari Allah SWT ‘Isra’ sendiri merupakan peristiwa yang menceritakan perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjidil Aqsa di Yerusalem. Sementara ‘mi’raj’ merupakan perjalanan Rasulullah SAW dari Bumi menuju langit ke-6 untuk menerima perintah Allah SWT.

 

Kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan dilanjutkan dengan kata Pemberian Tauziah oleh Umi Harneli Mahyeldi    beliau memaparkan dengan lugas bahaya pergaulan bebas pada remaja.

“Remaja diharapkan melakukan kegiatan yang posistif, menjaga harkat dan martabat diri, kelarga, menjauhi dari prilaku dan pergualan yang negatif. Bentengi diri dengan agama dan nilai nilai karakter yang baik” ujar beliau

 

Acara yang menghadirkan Ustadz M. Jukas Langgany, M.Pd menyampaikan beberapa hiklmah diantaranya: ertama, mengajarkan kita untuk selalu tawadhu atau rendah hati. Sebagaimana tersebut dalam surat Al-Isra’ ayat satu yang mengisahkan peristiwa Isra' Mi’raj, kata yang digunakan untuk menyebut Nabi Muhammad saw adalah ‘abdun’ yang berarti hamba. Ini menunjukkan hamba yang benar-benar bertakwa kepada Allah mendapat derajat begitu luhur di sisi-Nya.

 

Kedua, mengajarkan kita untuk bersikap tangguh. Sebelum peristiwa Isra' Mi’raj, orang-orang yang Nabi cintai dan mendukung misi dakwahnya sepenuh hati silih berganti meninggal dunia. Di sisi lain penindasan kaum Quraisy semakin hebat. Ujian bertubi-tubi yang Allah berikan ini agar Nabi benar-benar tangguh dalam berdakwah.

 

Ketiga, kita diajarkan untuk berpendirian teguh dan senantiasa menyampaikan kebenaran meskipun pahit. Begitu pagi setelah malam Isra' Mi’raj, Nabi mengabarkan apa yang baru dialaminya ke penduduk Makkah. Praktis, banyak orang yang tidak percaya dengan kabar ‘tidak masuk akal’ ini. Hal ini menunjukkan bahwa kebenaran harus tetap disampaikan, meskipun banyak mendapat penolakan.

 

Keempat, mengajarkan bahwa kita wajib menerima pendapat, ajaran dan masukan dari seseorang dengan tidak melihat dari tua-mudanya usia, tinggi rendah pangkat/jabatannya, atau tinggi rendahnya pendidikan formal. Dalam hal apa yang disampaikan adalah benar dan mengandung ketauladanan. Saat peristiwa Isra' Mi’raj, Rasulullah SAW menjadi imam shalat bagi nabi-nabi terdahulu. Ini bukti bahwa mereka tunduk dan mengikuti risalah Nabi Muhammad SAW.

 

Kelima, keistimewaan Masjidil Aqsha bagi umat Muslim. Dalam perjalanan Isra’, masjid yang berada di Palestina itu menjadi tempat tujuan Nabi, sebelum akhirnya bertolak ke Sidratul Muntaha. Ini merupakan indikasi betapa mulianya masjid tersebut. Bahkan masjid ini pernah menjadi kiblat shalat sebelum akhirnya berganti Ka’bah. Pahala shalat Baitul Maqdis (Masjid al-Aqsha) juga 500 kali lipat dibanding masjid biasa. Kegiatan diakhiri penampilan kesenian dari ekskul Rohis SMK Negeri 6 Padang. (Web-SMK6Padang).